IqbalAlghifari.my.id – Hari Minggu, 16 April 2017 merupakan awal mula saya ikut Kopi Darat (Kopdar) yang diadakan oleh Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Regional Banjarbaru. Kopdar yang ke-5 ini bertempat di Café Avenue milik salah satu anggota yaitu Mas Henry. Setiap kopdar selalu diangkat tema dengan narasumber yang berkompeten. Nah, untuk itu diundang pemateri yaitu Bapak Sudirwo dikenal sebagai pemilik LKP Primasada dan salah satu pemerhati UMKM di Kalimantan Selatan (Kalsel). Kedekatannya dengan UMKM itu membuat beliau berkiprah di organisasi dengan jabatan sebagai berikut Wakil Ketua KADIN Kota Banjarbaru Bidang Pemberdayaan UMKM dan Wakil Ketua VIII BPD HIPMI Provinsi Kalsel Bidang UKM, Koperasi, dan Pengembangan Startup.
Sehabis Ashar baru saya bergerak menuju tempat kopdar, ternyata sudah ada dan baru datang. Saat masuk saya berkenalan dengan member TDA Banjarbaru yang lain. Lalu datanglah pemateri dan kesibukan untuk menyiapkan LCD+Proyektor untuk membantu penyampaian lewat presentasi. Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua TDA Banjarbaru yaitu Mas Rusli, selanjutnya ada sebuah kebiasaan di kopdar yaitu “Selling On The Stage” yaitu berjualan produk atau jasa para member dihadapan member lain. Yang ditunjuk melakukan itu adalah Bapak Ihsan dan Ibu Sulastri.
Narsum pun mulai dengan memperkenalkan diri melalui presentasi. Pa Dirwo sering beliau dipanggil menceritakan awal mula berusaha saat menjadi PNS Balai Bahasa Prov. Kalsel. Kala itu banyak belajar dan memulai usaha, hingga akhirnya memutuskan berhenti menjadi PNS dan banting setir menjadi pengusaha. Usaha beliau sekarang yang aktif adalah PPOB online yang menjadikannya sebagai Koordinator Wilayah membawahi banyak mitra. Tidak hanya itu beliau juga mendirikan LKP Primasada yaitu lembaga pendidikan kursus komputer.
Dalam presentasinya, menampilkan foto-foto kegiatan wirausaha seperti bertemu mentor-mentor dan komunitas/organisasi. Menurut beliau, adanya organisasi dan komunitas membuatnya mendapatkan jaringan yang bertujuan untuk kolaborasi. Cita-cita yang belum kesampaian adalah membuat pusat oleh-oleh khas Kalsel yang terletak di Bandara dimana semua produk dihimpun dari UMKM Kalsel. Hal ini terinspirasi saat beliau melihat pusat oleh-oleh di Surabaya bernama Cak Ning.
Penutup acara kopdar ini yaitu Mas Rusli menjelaskan bahwa sebuah usaha haru mempunyai nilai tambah yang ada 3 komponen. Hal itu pun dilempar kepada member untuk bisa menjawab ketiga komponen nilai tambah tersebut. Saya pun berhasil menjawab satu komponen tersebut dan berhasil membawa pulang kalender yang dibawa dari Pa Dirwo sebagai souvenir acara. Oke, jadi ketiga komponen nilai tambah bagi usaha adalah be the first, be the different, dan be the better.
Selanjutnya kopdar ditutup saat Magrib dilanjutkan sholat Magrib berjamaah. Selesai sholat, para member ada yang pulang dan bertahan untuk berdiskusi. Saya pun baru pulang habis Isya.
Pingback: Review WSL 1 Mengenal Lebih dalam STIFIn | Iqbal Alghifari