IqbalAlghifari.my.id – Senin, 6 Maret 2017 merupakan hari dimana saya pergi ke Kantor Polres Kab. HST (Hulu Sungai Tengah) di Barabai. Tujuan saya adalah ingin membuat SIM A. Saat datang karena masih ragu dimana letak bagian pembuatan SIM, maka saya menanyakan kepada bapak-bapak Polisi yang sedang berbicara dekat pos. Ternyata memang tidak berubah letak ruangan pembuatan SIM tersebut semenjak saya membuat dan memperpanjang SIM C.
Setelah ditunjuk ruangannya dan langkah kaki mau kesana, ternyata bapak Polisinya menanyakan, “Apakah sudah fotocopy KTP dan keperluan pembuatan SIM jenis apa?” Lalu saya jawab, “Belum fotocopy pa, mau bikin SIM A”. Saya pun disuruh beliau untuk fotocopy KTP di tempat fotocopy-an dalam wilayah Kantor Polres tersebut dan selanjutnya diarahkan ke pemeriksaan kesehatan di seberang kantor.
Ternyata di fotocopy-an tersebut saya langsung bertanya fotocopy KTP buat SIM A, dijawab sama pegawainya “Bikin baru atau perpanjang?”. Jawab saya, “Bikin Baru”. Dan akhirnya dimintanya untuk serahkan KTP untuk di fotocopy lalu di buatkan kedalam map berwarna yang warnanya saya sendiri lupa. Berikutnya, saya menyeberang untuk ke rumah yang dijadikan pemeriksaan kesehatan. Karena hari itu adalah Senin yaitu awal minggu makanya antriannya banyak dan sempat kehabisan surat pemeriksaan kesehatan. Disini saya ditanya golongan darah, tinggi dan berat badan serta cek buta warna. Selanjutnya bayar pemeriksaan sebesar Rp 25.000.
Lanjut, jalan menuju ruangan pembuatan SIM dimana saya ke loket yang dilayani 2 Bapak Polisi. Diserahkan ke beliau map isi fotocopy KTP dan surat pemeriksaan kesehatan. Lalu diperiksa beliau dan disuruh isi formulir permohonan SIM. Selanjutnya bayar di Loket Bank BRI yang tersedia di ruangan tersebut. Karena saya buat SIM A yang baru maka bayar Rp 120.000 sedangkan Bapak saya yang kebetulan bareng ikut juga untuk perpanjangan SIM A Cuma bayar Rp 80.000.
Nah, Bapak meurus perpanjangan maka langsung dipanggil untuk foto. Sedangkan saya baru Senin, 13 Maret 2017 untuk kembali ke Kantor Polres untuk ujian dan foto.
Pingback: Pengalaman Saya Membuat SIM A (Bagian Kedua) | Iqbal Alghifari